Jumat, 07 Oktober 2011

Penyucian Allah ( Tanzih )

Allah bukan jisin yang berbentuk dan bukan pula yang terbatas dan terukur. bukanlah materi yang terdiri atas unsur unsur. Ia tidak menyerupai dan tidak pula di serupai oleh makhluk-Nya. Ia tidak bisa di ukur, tidak di batasioleh arah dan tidak di kelilingioleh jagad raya .

Allah bersemayam di atas Arsy dengan cara yang di firmankan-Nya. dengan kata lain, persemayaman-Nya suci darisentuhan dan ketetapan, tidak menetap, tidak inkarnasi maupun berpindah. Iatidak di pikul oleh Arsy dan para pemikulnyalah yang di tunjang dan di topang oleh kekuasaan-Nya yang lembut serta di taklukkan dalam genggaman-Nya .

Allah berada di atas Arsy dan di atas segala sesuatu yang jaraknya sangat jauh melebihi jarak segalanya, ketinggian posisi-Nya tidak menjadikan-Nya lebih dekat kepada Arsy dan langit sebagaimana Ia Maha Tinggi pula dari bumi, namun tidak menambah kejauhan-Nya dari semuanya. meski demikian, Ia dekat pada setiap materi , bahkan lebih dekat kepada seorang hamba melebihi dekatnya urat leher sendiri ( yang memisahkan antara kehidupan dan kematian ) dan Ia Maha Menyaksikan segala sesuatu . Kedekatan-Nya tidak bisa di samakan dengan kedekatan sesuatu materi kepada materi lain, sebagaimana Zat-Nya tidak bisa di samakan dengan Zat Materi .

Dia tidak bersemayam pada sesuatu dan tidak sesuatupun bersemayamdalam diri-Nya. Ia Maha Suci ( terlepas ) dari keterikatan ruang dan waktu . Bahkan, sebelum di ciptakanya ruang dan waktu, keberadaan-Nya saat ini sama dengan keberadaan-Nya dahulu . Ia berbeda dengan makhluk-Nya dengan sifat sifat yang melekat pada diri-Nya . Pada Zat-Nya, tidak ada selain diri-Nya dan pada diri-Nya tidak ada zat seperti-Nya .

Allah terbebas dari perubahan dan perpindahan . Ia tidak berubah oleh peristiwa apapun dan tidak terpengaruh oleh berbagai kejadian . bahkan, Ia tetap dalam sifat keagungan-Nya, terbebas dari kebinasaan . sifat sempurna-Nya tidak memerlukan penyempurnaan . Dengan akal, keberadaan zat-Nya dapat di ketahui . melihat zat-Nya dengan pandangan mata adalah bentuk kenikmatan dan kasih sayang dari-Nya bagi orang-orang shaleh di akhirat . dan sebagai penyempurna nikmat-Nya, mereka dapat menatap wajah-Nya Yang Maha Mulia .







Penulis ' Gavin Tea
Diambil dari Buku ringkasan IHYA' ULUMUDDIN " Imam an Nawawi " " Imam Ghazali " ( Tahqiq & Takhrij : Ahmad Abdurraziqal-Bakri )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar